Selasa, 01 September 2015

reading Report Sejarah Amerika. Bangsa Yang Makmur: Kemakmuran Ekonomi dan Watak Amerika

READING REPORT Judul Buku : Bangsa yang Makmur : Kemakmuran Ekonomi dan Watak Amerika Pengarang : David M. Potter Penerjemah : Drs. W. J. Hendrowarsito Editor : Drs. P. Surano Hargeosewoyo Penerbit : Gajah Mada University Press Kota Terbit : Yogyakarta Tahun Terbit : 1990 Tebal Buku : 213 Halaman Jumlah Bab : 9 Bab yang terdiri dari 2 bagi8an DAFTAR ISI Bagian I : Penelitian Tentang Watak Nasional Bab I : Pakar-pakar Sejarah dan Watak Nasional Bab II : Pakar-pakar Perilaku dan Watak Nasioanal Bagian II : Kemakmuran dan Pembentukan Watak Amerika Bab III : Sifat Kemakmuran Amerika Bab IV : Kemakmuran, Mobilitas, dan Status Bab V : Demokrasi Dan Kemakmuran Bab VI : Kemakmuran dan Misi Amerika Bab VII : Kemakmuran dan Hipotesis Perbatasan Bab VIII : Lembaga Kemakmuran: Periklanan Bab IX : Kemakmuran dan Pembentukan Watak BAGIAN I PENELITIAN TENTANG WATAK AMERIKA BAB I : Pakar-pakar Sejarah dan Watak nasional Adapun pakar-pakar sejarah yang meneliti tentang watak nasional yaitu : 1. Hippocrates Melakukan penelitian tentang rakyat Asia yang cenderung kurang bernafsu untuk berperang dan lebih lemah lembut dibandingkan dengan rakyat Eropa. Hal itu disebabkan karen adanya keseragaman musim dan tidak memperlihatkan gejolak yang dahsyat sehingga rakyat Asia tidak memiliki kejutan mental. 2. Herodotus Meneliti tentang watak rakyat Athena yang patuh terhadap penguasa mutlak. Setelah lepas dari penguasa tersebut mereka menjadi lebih kuat. Ternyata penyebab perubahan watak tersebut adalah adanya penindasan pengkastaan dan kekuatan otoriter. Ahli-ahli diatas menyimpulkan bahwa sifat berubah dengan berubahnya keadaan, seperti perubahan kekuasaan. Jika berbicara tentang sejarah Amerika, ada beberapa sejarawan Amerika yang menyimpulkan watak nasional bangsa Amerika. Sejarawan tersebut antara lain: a. Henry Steel Commager Mengatakan bahwa watak Amerika lahir melalui proses perpaduan antara warisan, lingkungan, dan pengalaman. b. Arthur M.Schlesinger Dalam menjawab pertanyaan Crevecoeur yang menganggap bahwa manusia Amerika sebagai bangsa yang baru dengan membuat daftar tentang sifat-sifat nasional. c. Samuel E.Marison Dengan menyumpurnakan tulisan James Truslow Adams tentang perbedaan antara orang Amerika sesungguhnya atau sekedar menurut hukum menambahakan arti perbatasan didalam sejarah Amerika. Dari uraian diatas dapat dilihat bebrapa kelemahan para pakar sejarah dalam memahami konsep watak nasional, yaitu 1. Gagasan watak nasional dicampur adukkan dengan doktrin-doktrin kebangsaan. 2. Para pakar sejarah mempunyai pandangan yang berbeda mengenai watak nasional, ada yang menganggap watak nasional itu mengandung suatu sifat yang mutlak (tidak berubah dari generasi ke generasi) dan ada pula yang menganggap watak nasional merupakan kecendrungan statistik bagi pribadi di suatu Negara. Contoh dicampur adukkannya konsep watak nasional dengan doktrin-doktrin kebangsaan seperti yang telah disimpulkan oleh Carlton J.H Hayes dari pendapat Charles R.Bukton yang menyatakan beberapa karakteristik bangsa didunia, yaitu: - Inggris, menonjolkan pengertian akan kebebasan politik, - Prancis, menonjolkan kejujuran intelektual dan sifat terbuka, - Italia, sifat estetis, - Jerman, sifat rajin dan disiplin, - Finlandia, demokrasi yang maju, - Polandia, musik dan seni, - Bohema, kebebasan beragama, - Bangsa serbia, perangai yang ceria dan puitis, - Yunani, kerinduan akan masa lampau, - Bulgaria, daya tahan yang kuat dan energi yang tenang, - Amerika, minat akan pelajaran dan kemajuan. Pendapat Buxton pada dasarnya hanya mengamati beberapa bagian dari watak itu sendiri, banyak bagian dari penyesuaian watak dengan sistem sukarela ataupun paksaan antar manusia yang tidak hanya dalam kehidupan politik tetapi juga rumah tangga, ekonomi, lingkup berpikir, dan lain-lain. Berbeda dengan pendapat Buxton, Hamilton Fyre dalam bukunya yang berjudul The Illusion Of National Character atau khayalan tentang watak nasional mengatakan bahwa tidak ada jenis watak nasional, tidak pernah ada orang yang khas Inggris atau Amerika, Prancis ataupun Jerman. Banyakknya pendapat mengenai ada tidaknya watak nasional sebagi suatu pemikiran psikologis menempatkan para pakar sejarah pada posisi yang paradoksal, walaupun mereka gagal dalam mempertahankan konsep namun ada juga yang menerima dari segi pragmatis secara umum. Karena bersifat paradox, semakin jelas bahwa sejarah tidak menemukan titik terang konsep watak nasional. Sejarah menolak “kesukuan” sebagai dasar watak nasional, tapi tidak mampu menciptakan gantinya, sehingga semakin banyak sejarawan yang menolak gagasan watak nasional. BAB II : Pakar-pakar Perilaku dan Watak Nasional Studi mengenai watak nasional adalah suatu cabang studi tentang watak kelompok dan kepribadian. Beberapa ilmu yang terkait dalam pemahaman mengenai konsep watak nasional antara lain : 1. Psikologi, mengembangkan konsep menyeluruh mengenai kepribadian yang berbeda dalam masyarakat yang diakibatkan perbedaan sosialisasi. 2. Antropologi, mengembangkan konsep tentang budaya sebagai sarana yang mengecam keadaan luar menjadi penentu kepribadian. Kedua ilmu tersebut mengakui adanya perbedaan-perbedaan watak kelompok dengan mudah akan membentuk watak nasional. Bebrapa pakar perilaku yang mencoba mengkaji konsep watak nasional antara lain: a) Ruth Benedict dan Margaret Mead Memantau pola-pola tingkah laku yang dominan dalam suatu budaya untuk , menafsirkan rakyat budaya selaras dengan unsur pokok watak nasional. b) Abraham Kardiner dan Ralph Linton Teori Karamer yang sangat terkenal adalah Kperibadian Dasar. Menurut Kardiner, ada sistem proyeksi yang bekerja dalam semua pribadi masyarakat tertentu yang diakibatkan penggabungan dari pengalaman, hubungan lembaga atau adat istiadat yang dilakukan oleh setiap anggota masyarakat akan memperlihatkan kebutuhan khusus masyarakat yang bersangkutan, Kardiner juga mengemukakan disiplin pada anak-anak merupakan dasar bagi sistem proyektif. Kelompok unsur yang terputuskan dalam individu dimaksudkan sebagai pola susun pribadi dasar yang kemudian dikenal sebagai watak nasional. Ralph Linton menerima kebenaran konsep watak nasional. Munculnya berbagai pendapat mengenai watak nasional tetap mengalami kelemahan, yaitu : 1) Konsep itu gagal dalam membedakan watak sebagai satu keseluruhan atau sebagian perorangan, 2) Konsep itu bisa melihat kekacauan kelompom sosial, 3) Konsep itu tidak bisa menentukan batas-batas geografis sebagai wahana watak nasional. Konsep watak nasional yang muncul dari analisi budaya dan pribadi mempunyai nilai lebih karena mampu menjelaskan faktor penentunya yaitu budaya, yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian. Konsep tentang budaya berjasa banyak untuk menyusun suatu pengertian tentang hubungan antara pengelompokan nasioanal dan pengelompokkan yang tertumpang tindih dalam masyarakat modern. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat kontraversi pemahaman watak nasional antara pakar sejarah yang menolak adanya watak nasional dengan pakar perilaku yang mempertahankan watak nasional. Telah ada usaha untuk menggabungkan keduanya dengan mengadakan usaha terpadu atas dasar kesadaran akan adanya keterkaitan teoritis antara ilmu-ilmu mereka. Goodwin Watson berpendapat pada adasarnya ahli sejarah adanya ahli jiwa sama-sama menangani pokok bahasan yang sama yaitu motivasi pribadi, social dan kelakuan, perbedaan pokoknya terdapat pada besar kecilnya sampel yang digunakan. BAGIAN II KEMAKMURAN DAN PEMBENTUKAN WATAK AMERIKA BAB III : Sifat Kemakmuran Amerika Banyak ahli yang berpendapat mengenai kemakmuran di Amerika, yaitu : 1. Hector St. Jhon de Crevecoear Menulis ada ruang bagi siapa saja di Amerika apakah orang itu berbakat khusus atau berketerampilan yang jika dimanfaatkan untuk mencari nafkah, ia pasti berhasil. 2. Willian Cobbet Berpendapat mengenai kemakmuran pangan Amerika, “ Anda tidak dipaksa-paksa untuk makan atau minum akan tetapi hidangan berlimpah di sajikan didepan anda... sehingga dalam sekejap mata anda akan melahabnya”. 3. Karl W. Deutsch Menilai kemakmuran Amerika dari segi kesejahteraan ekonomi. Deutsch berpendapat bahwa upah perjam bagi pekerja yang tidak terampil di Amerika tahun 1940, kira-kira 60 persen lebih tinggi dari upah pekerja setaraf di Negara-negara maju seperti Inggris dan Swiss serta 400 persen lebih tinggi daripada upah di sebagian besar Negara Amerika Latin. Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa faktor relatif kemakmuran merupakan kondisi dasar bagi perikehidupan Amerika. Kemakmuran itu sendiri dapat di gologkan menjadi kemakmuran yang bersifat potensial, yaitu melimpahnya sumber alam dan kemakmuran aktual yaitu melimpahnya komoditi siap pakai. Namun, tidak relevan apabila menganggap kemakmuran bangsa Amerika hanyalah sampai pemenang undian alam. Maurice Clark dalam “Commond and Disparate Elements in National Growth and Decline (unsur-unsur umum dan khusus didalam pertumbuhan dan kemunduran nasional)” mengemukakan beberapa faktor yang dipandang mutlak dalam menentukan pertumbuhan ekonomi, yaitu: a) Iklim dan sumber-sumber alam, bersifat relatif bagi kemampuan orang yang memanfaatkannya, b) Mutu penduduk, dapat dilihat dari pendidikan tentang maratabat moral, kecerdasan dan keberanian untuk berusaha yang merata, c) Perangsang, dapat bersifat perorangan, d) Modal, e) Kondisi dan sistem kelembagaan, aneka pertumbuhan dipengaruhi oleh aneka ragam kelembagaan. Maka dapat diakatakan bahwa taraf hidup Amerika merupakan suatu hasil yang dicapai tidak semata-mata oleh adanya sumber-sumber alam, melainkan berkat meningkatnya produktivitas buruh, kecerdasan penemu, dorongan pengusaha pemula dan ekonomi semua orang Amerika yamg memadai, yang memacu kecanduan akan kerja keras. BAB IV : Kemakmuran, Mobilitas dan Status Pengaruh kemakmuran yang paling mendalam bagi Amerika adalah pengaruh yang mengacu dan memantapkan cita-cita dan kesamaan hak bangsa Amerika, dengan segala macam dampak yang diakibatkan oleh cita-cita bagi individu dipandang dari segi kesempatan untuk menempatkan diri ditengah-tengah masyarakat dan dari segi kebebasan terhadap suatu sisitem status. Bagi orang Amerika “Kesamaan hak berarti setiap orang mempunyai hak yang sama untuk mendapatkaj kesempatan yang sama untuk mencari kehidupan”. Orang Amerika mengharapkan adanya mencari kehidupan, dari yang paling miskin sampai yang paling kaya dari pengemis sampai jutawan di bumi Amerika. Secara sederhana, kesamaan sebanding dengan persaingan sebagai sarana pemacu untuk mencapai kemajuan dan tidak sebagai modal sendiri. Nilai yang potensial itu diwujudkan setelah dipacu secara sungguh-sungguh ke jenjang yang lebih tinggi maka istilah kesamaan bagi kebanyakan rakyat Amerika dapat mengarah pada istilah mobilitas ke atas bagi ilmuwan sosial. Alexis de Tocqueville berpendapat bahwa mobilitas rakyat Amerika bisa diartikan pada kebebasan yang memerlukan sebuah benua tanpa batas dalam artian dunia tanpa batas ini digunakan untuk memenuhi janji mobilitas. Di Amerika, proses perluasan ekonomi dari segi geografis, pengembangan industri dengan teknologi menyediakan status yang menguntungkan bagi para pendatang. Tiap gelombang pendatang, pada alirannya terpacu untuk naik tangga oelh yang menyusul. Amerika sesungguhnya sudah menikmati kesamaan dan mobilitas sisial dari berbagai segi, diantaranya: - Mobilitas geografik (mobilitas horizontal) Warga Amerika mencari nafkah di tempat jauh dai keluarga yang memacu arti bahwa status yang dimilikinya adalah hasil jerih payahnya sendiri bukan karena warisan. - Mobilitas ekonomi dan kehidupan sosial (mobilitas vertikal) Amerika merupakan negara yang diwarnai antar 3 generasi. Di Amerika, setiap jalur mobilitas tetap terbuka. Namun, status sosial tidak mampu memacu kehormatan kalau tidak dilakukan dengan kiat-kiat berpura-pura menyesuaikan kaidah kesamaan status. Rakyat Amerika memerlukan orang yang mau menerima tantangan mobilitas. Contohnya tantangan ketika menemukan kekayaan dan kawanan baru. Mengenai penggolongan social rakyat Amerika ditunjukkan dengan adanya konflik antara cita-cita dan kenyataan. Unsur kemakmuran yang memacu tercitanya struktur kels masyarakat Amerika karena kemakmuran secara berangsur-angsur telah mengurangi kesenjangan dan jarak yang menonjol antar golongan. Dengan mengurangi perbedaan fisik, social, ekonomi yang memisahkan golongan, kemakmuran telah melipat gandakan dampak negatif perbedaan kelas. Jika di satu pihak kemakmuran dapat mengatasi perbedaan kelas, maka dipihak laim menonjolkan pebedaan kelas. Dengan demikian dapat disimpulkan kemakmuran merupakan suatu unsur yang sangat menentukan didalam pengendalian status dan penyesuaian mobilitas merupakan faktor yang sangat vital dalam masayarakat Amerika. BAB V : Demokrasi dan Kemakmuran Demokrasi yang paling cocok berkembang pada Negara-negara yang menikmati kelebihan ekonomi dan tidak cocok bagi Negara yang menderita kekurangan dibidang ekonomi. Dengan kata lain, kemakmuran ekonomi memacu Demokrasi politik dengan membandingkan apa yang diberikan oleh demokrasi kepada warga Negaranya dan apa yang diberikan oleh sistem pemerintahan lain. Suatu demokrasi menentukan kesamaan sebagai tujuan, menjajikan kesempatan dalam bentuk sarana untuk mencapai kesamaan. Disamping tiu, demokrasi harus terus menerus mendorong individu untuk menentukan tujuan dan mengatur perjuangan untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain, untuk berhasil suatu demokrasi, sebuah negara harus menikmati suatu surplus ekonomi atau harus berusaha memilikinya. Inti Demokrasi Amerika adalah adanya hak menikmati hasil produksi masal yang sama dengan aslinya dean dalam pemikiran orang Eropa, volume kekayaan itu dinamis dan masih banyak kekeyaan terpendam yang harus digali. BAB VI : Kemakmuran dan Misi Amerika Mulai dari terbentuknya Republik Amerika, negara itu telah memiliki misi bagi dunia yaitu Misi Demokreatik dimana Amerika member contoh kepada seluruh dunia yang berkaitan dengan jasa-jasa lembaga demokratik dan membuat propoganda yang diterimanya demokrasi itu oleh dunia. Sebagai contoh, sejak Deklarasi Kemerdekaan, Amerika telah mengupayakan kesamaan hak dan kewajiban seluruh umat manusia. Misi Nasional sudah disamakan sejak pemerintahan Abraham Lincon. Namun selama ini, rakyat Amerika merasa kecewa karena misi Amerika tidak terpenuhi. Adanya Revolusi Perancis semakin mematahkan harapan dan cita-cita Amerika. Meskipun Demokrasi gaya Amerika tidak pernah terasa unggul ditempat manapun, namun pada abad ke-19, ide-ide Amerika menjadi tentara laut bagi rakyat hina sekalipun didunia. Akibatnya, berjuta-juta rakyat miskin datang ke Amerika, karena Amerika melindungi orang-orang tertindas dan merekapun terihlami oleh cita-cita Amerika. Keinginan para imigran utnuk menganut Amerikanisme merupakan buktu nyata rakyat sangat mendambakan perserikatan bangsa-bangsa lain. Kelemahan Amerika adalah belum pernah menayangkan demokrasi sebagai sistem sosial yang sanagt luwes yang memacu kekuatan dan pertumbuhan ekonomi yang menghasilkan kemakmuran. Kemakmuran Amerika hanya ditayangkan sebagai aspek kehidupan Amerika yang berdiri sendiri dan dipamerkan dalam bentuk komoditi yang menimbulkan iri hati bagi orang yang membutuhkan. Apabila demokrasi dan kekayaan dipahami oleh penduduk Negara lain, dan Amerika berusaha untuk manyebar luaskan misinya, maka akan memperkuat pengaruh Amerika dibidang Moralitas. BAB VII : Kemakmuran dan Hipotesis Perbatasan Kemakmuran dikaitkan dengan hipotesis daerah perbatasan yang pernah diungkapkan oleh sejarawan, Frederick Jackson Turner. Dalam hal ini yang perlu diperhatiakn adalah hubungan apakah jika memang ada antara pengeruh daerah perbatasan dalam pengaruh kemakmuran ekonomi. Dalam makalah Turner telah membicarakan tentang arti daerah perbatasan dalam sejarah Amerika yang sebenarnya menyinggung tentang pengaruh daerah perbatasan terhadap watak Amerika. Pendapat Turner mengenai hipotesis daerah berbatasan terhadap kemakmuran ekonomi : 1) Letak daerah perbatasan Amerika yaitu pada tepi yang tinggi kawasan merdeka. Hal yang penting adalah wilayah dalam “Kawasan garis depan” yang diangkap sebagai tempat yang paling strategis untuk menjangkau sumber-sumber kekayaan. 2) Daerah perbatasan untuk sementara membebasan individu dari pengawasan lembaga. 3) Tempat tergusurnya kerumitan Eropa oleh kesederhanaan Amerika. 4) Tempat terulangnya kembali pertumbuhan demokrasi sebagai proses dan prinsip. Pengembangan Turner mengenai kawasan garis depan yang dianggapanya sebagai kemakmuran Amerika berpatokan pada anggapan : - Kawasan garis depan memacu nasionalisme, - Kawasan gairs depan memupuk demokrasi, - Kawasan garis depan menggairahkan individualisme. Kelemahan konsep kawasan garis depan Turner adalah : 1) Adanya pinggiran yang belum termanfaatkan sebenarnya tidak perlu dicemaskan karena rakyat Amerika dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan pinggiran, 2) Kawasan garis depan yang memberkati rakyat Amerika bertolak belakang dangan kenyataan dimana rakyat Amerika selalu menerima situasi dan kondisi baru dan mempelajari sesuatu yang baru, 3) Sebenarnya kawasan garis depan merupakan salah satu bentuk kemakmuran yang paling mudah di jangkau panca indera. Setelah Amerika memasuki konsep kemakmuran dalam dunia bary, hipoitesis kemakmuran kawasan garis depan hanya terletak pada persediaan kekayaan tak bertuan. Dapat pula diartikan bahwa kawan garis depan yang luas telah memacu teknologi baru. Kesimpulannya, sejak abad ke-18 samapi ke-20, kawasn garis depan merupakan pusat kemakmuran fisik (tanah dan kebudayaan asli). Kemudian sang perintis menemukan individialisme dan nasionalisme yang membawa perubahan kepada masyarakat untuk memanfaatkan kemampuan industri baru sehingga menggeser fokus kemakmuran garis depan. Namun pada dasarnya kemakmuran Amerika mulai dari kawasan garis depan sampai era baru industri telah mempengaruhi kehidupan Amerika selama tiga seperempat abad.\ BAB VIII : Lembaga Kemakmuran : Periklanan Pada awalnya, Walter Prescott Webb menganggap kapitalisme Laisser Faire (kapitalisme secara bebas) sebagai lembaga kemakmuran namun sebenarnya itu merupakan modifikasi suatu kapitalisme terdahulu tidak merupakan lembaga yang baru. Jika dicari lembaga yang lahir dari kemakmuran Amerika maka yang pautu diperhatikan adalah dunia periklanan Amerika modern. Periklanan mendominasi media, berpengaruh luas dalam menentukan standar kehidupan masyarakat dan merupakan lambaga yang mengacu pada pengendalian sosial dengan mempelajari terlebih dahulu perkembangan periklanan sejak semula. Sejak abad yang lalu, periklanan merupakan usaha kecil dibidang ekonomi, dan melibatkan relatif sadikit dana da tidak memainkan peranan yang berarti didalam distribusi barang dan kebiasaan konsumen. Menjelang tahun 1800 eriklanan telah menjadi 3 kali lebih besar sejak perang saudara dan dianggap sebagai abad keemasan. Namun kemudian hakekat daya tarik iklan berubah menjadi pemacu pengaruh, sehingga meninggalkan bentuk pemberian informasi factual, proses dan terinci tentang komoditi yang dipasarkan. Dampak periklanan seperti yang dirulis Neil H. Barden dalam “The Economic Effects of Advertising atau dampak ekonomi bisnis periklanan adalah melebarnya jurang pemisah antara produsen dan konsumen. Periklanan tidak terlalu dibutuhkan oleh masyarakat yang ekonominya lemah, karena seluruh kebutuhan sama atau melebihi seluruh persediaan. Bagi kaum metropolitan , menurut kakak beradik Goodman, satu-satunya lembaga yangt ada untuk memacu kebutuhan baru dan memacu individu untuk menyesuaikan diri dengan kemakmuran potensial adalah lembaga kemakmuran. Media-media yang digunakan dalam periklanan (cetak dan elektronik) merupakan sarana untuk mencapai tujuan yang merangsang perhatian sasaran sehingga masyarakat menaruh perhatian kepada pesan iklan media cetak maupun audio dan audio visual. Syarat periklanan : - Tidak mematahkan minat sasaran iklan itu sendiri, - Tangan mengemukakan perkara-perkara yang canggih dan controversial. Dalam negara demokrasi, tidak seorangpun yang boleh meremehkan nilai kegiatan yang berusaha untuk meningkatkan taraf antar umum terutama yang berkaitan dengan perkara masyarakat. Pengaruh terbesar dari lembaga periklanan bukanlah terhadap sistem distribusi, pengaruh itu berlaku dalam nilai-nilai masyarakat. Bila pengaruh ekonomi membuat masyarakat membeli pengaruh sosialnya membuat orang menyukai apa yang ia beli, dari segi kemakmuran untuk mangangungkan jasa konsumen dibidang materi. BAB IX : Kemakmuran dan Pembentukan Watak Bab ini berusaha membuktikan secara langsung bagaimana faktor-faktor yang bersifat umum dan objektif yang berkaitan dengan ekonomi kemakmuran yang mempengaruhi hakekat anak Amerika. Semenjak era Freud, para ahli ilmu perilaku telah berangsur-angsur memperluas konsep tentang ruang-lingkup pengelaman lahiriah yang mengacu pembentukan kepribadian. Freud mengamati dorongan biologis dan gerak naluri yang memang sudah ada dalam pribadi-pribadi, yang tidak perlu diperhitungkan di dalam pengalaman anak dalam dunia luar. Namun, para pakar psikoanalisis, seperti Enrich Fromm dan Karen Horney mengakui bahwa banyak perwujudan yang dipandang oleh Freud sebagai bersifat umum, sesungguhnya hanya terbatas pada budaya khusus. Sementara itu, para revisionis berjuang dan berhasil mendapatkan pengakuan terhadap pengakuan terhadap prinsip bahwa budaya yang membentuk kepribadian. Mereka berkeyakinan bahwa “semakin awal kekuatan lingkungan terpacukan kepada anak akan semakin besarlah pengaruhnya terhadaop pembentukan kepribadian”. Hal ini merupakan dasar yang kuat untuk memberikan prioritas utama kepada hubungan antara orangtua-anak dan pengalaman masa kanak-kanak, dan pemberian prioritas itu dapat di benarkan. Namun, kecendrungan yang lebih menonjol yang banyak melibatkan pengaruh lingkungan budaya yangf lusa. Akibatnya, kecendrungan ini sering mengadakan studi perbandingan tentang watak rakyat Jepang dari Amami Oshima dan rakyat Jepang asli, ia menemukan perbedaan watak rakyat Jepang itu, yaitu perbedaan cara membesarkan anak yang melalui tirani kepolisian dan melalui pendidikan anak biasa. T. W. Andorno pada tahun 1950 berkata “pengaruh-pengaruh utama terhadap perkembangan kepribadian mengacu selama anak menjadi besar di dalam lingkungan kehidupan keluarga yang di pengaruhi oleh faktor-faktor sosial dan ekonomi. Setiap keluarga tidak hanya mendidik anak-anaknya sesuai dengan adat-istiadat masyarakat di bidang sosial, kesukuan, dan agama. Hal ini berarti bahwa perubahan terhadap keadaan-keadaan sosial dan lembaga-lembaga akan berpengaruh langsung terhadap jenis kepribadian yang berkembang di masyarakat”. Kebenaran telah di buktikan oleh Hans Gerth dan C. Wright Mills (Character and Social Structure [New York: Harcourt, Brace & Co., 1953]) berkata “Kita tidak dapat... menyetujui pendapat bahwa hubungan keluarga yang di warnai ketegangan antara cinta dan wewenang awal, merupakan unsur dasar dan abadi didalam pembentukan kepribadian; dan situasi dan kondisi projektif masyarakat hanya sistem lanjutan dari pemilihan dan pembentukan kepribadian yang berkesinambungan di dalam lembaga ekonomi, agama dan politik dari bermacam-macam struktur sosial. Seorang ayah tidak merupakan penguasa nutama, melainkan tiruan hubungan kekuasaan dari masyarakat, dan kekuasaan yang lebih besar kepada isteri dan anak-anak”. Kemakmuran telah mengacu bermacam dasar yang terus menerus mempengaruhi anak, sejak ia lahir dan yang akan membantu mengukur wataknya dengan cara yang sangat mesra dan modern. Kemakmuran telah mengubah pemberian ASI mencadi susu sapi yang di sedot dari botol. Kemakmuran memacu laju perubahan, karena susu botol menuntut peralatan pendingin, pemanas, sterilisasi, dan suhu udara yang hanya di sediakan oleh teknologi canggih dan kemakmuran ekonomi dimanapun bayi itu berada. Dan hal ini dapat menjadi salah satu faktor dasar dalam pemebentukan watak. Dan hal ini juga memacu kemandirian anak sebagai pribadi, sehingga ini merupakan suatu sikap yang terus menerus ditempa selamas kehgidupan orang Amerika umumnya. Kenmakmuran telah menyediakan suatu gaya perumahan khusus bagi anak sehingga kemandiriannya sebagai individu semakin menonjol sebagai individu. Akan tetapi, kemakmuran menuntut perikehidupan yang lain . salah satu pengaruh kemakmuran yang menonjol adalah menyangkut pakaian; kalau orang non-Amerika menghangatkan tubuhnya dengan pakaian tebal, menghangatkan tubuhnya dengan cara memanasi yang jauh lebih mahal dan membuang-buang uang, karena memanskan ruang-ruang gedung yang di pakai. Dengan demikian ekonomi kemakmuran, telah mempengaruhi gizi anak, cara hidupnya, dan lingkungan hidupnya. Dan sudah mempeunyai pengaruh terhadap pembentukan wataknya,, kemakmuran juga berpengaruh untuk menentukan orang-orang khusus yang akan mendidik anak memasuki dunia orang dewasa dan mengacu arti manusia, kemakmuran harus di pandang sebagai salah satu yang penting dan di opandang sebgai proses pembentukan watak. Kemakmuran memberikan orang tua yang muda untuk anak, karena rata-rata umur ayah pada saat lahirnya anak sulung adalah 25,3 tahun, dan ibu 22,6 tahun. Usia orang tua pada saat lahirnya anak sulung maupun bungsu, jauh lebih rendah di Amerika di bandingkan di Eropa. Jelas bahwa kemakmuran menyebabkan perbedaan dalam hal kelahiran anak sulung, sehingga dari segi ekonomi sebagian besar penduduk dapat mencukupi kebutuhan rumah tangga pada usia yang cukup muda. Sekarang ini, sekolah taman kanak-kanak menggantikan keluarga besar sebagai mitra pergaulan sang anak, dan hubungan sosial, dahulu hubungan itu di pusatkan kepada keluarga dan sekarang hubungan terpencar-pencar dan menggapai segala macam individu, oleh John Galsworthy digambarkan demi orang dewasa didalam tiga buah novelnya yang berjudul the Forsyteb Saga. Kemakmuran memacu perubahan baik lingkungan fisik maupun hubungan antar manusia di sekitar bayi dan anak Amerika. Perubahan ini dapat menggarisbawahi hipotesis bahwa kemakmuran secara mendasar mempengaruhi pembentukan watak bagi anak. Keluarga adalah salah satu lembaga yang menggapai semua anggota masyarakat, dan yang menyentuh anak-anak secara langsung. Akan tetapi kemakmuran memainkan peranannya dalam mengubah situasi dan kondisi. Di kawasan garis depan Amerika, karena biaya mas kawin langja adanya, sedangkan kesempatan untuk menempuh hidup keluarga sejahtera melimopah ruah, maka masalah mas kawin merupakan hal yang tidak perlu di risaukan. Ketika kemakmuran mulai mengurangi tiugas kewajiban ibu rumah tangga, fungsi perkawinan sebgai pembegian kerja tidak lagi menonjol dan faktor romantika ndan cinta rasa semsakin penting. Anak Amerika sekarang hidup dalam suasana bebas yang sangat berbeda dengan anak di masa lalu. Perubahan itu sebgai hasil perkembangan di bidang psikologi anak, seolah-olah perubahan itu merupaka cara memahami hal-hal dengan cara yang lebih canggih daripada nenek moyang kita. Ekonomi serba kekurangan, memberikan suatu peranan, seperti yang diamati oleh Simon N Patten, kemakmuran itu menawarkan “pekerjaan dengan cara mengundang para pekerja dengan segera”; sedangkan kemiskinan menyaksikan” pekerja dengan rendah hati mencari pekerjaan”. Sifat yang paling berharga pada diri anak adalah kemampuan untuk mengambil keputusan secara bebas dan sikap percaya diri pada diri sendiri dlam menghadapi bermacam kesempatan yang ditawarkan kepadanyan oleh kemakmuran, ia cenderung untuk mengacu sifat ini pada anak-anaknya. Secara konkrit orang menemukan bukti kebenaran pendapat Gerth dan Mills bahwa hubungan antara seorang anak dengan ayahnya mungkin tidak mempunyai artiu sendiri sebagai faktor utama, melainkan sebagai “pola hubungan antar kekuasaan di masyarakat”. Jika kemakmuran telah mengendorkan kekuasaan otoriter orang tua terhadap anak-anak ditengah-tengah kesamaan demokratis didalam keluarga, maka kemakmuran pasti mengubah seluruh proses memacu tanggung jawab di bidang ekonomi pada anak, sehingga ia harus dipacu untuk memikul tanggung jawab. Di dalam ekonomi, masyarakat tidak mampu menghidupi jumlah besar anggota masyarakat yang tidk produktif. Oleh karena itu anak sudah bekerja sejak usia sangat muda. Akan tetpai, kemakmuran ekonomi mampu menopang kehidupn sebagian besar penduduk yang tidak produktif lewat jasa anggota keluarga yang lebih tua maupun yang lebih muda, walaupun jasa itu mereka berikan secara terpaksa. Situasi dan kondisi ini memperpanjang kurun waktu pendidikan anak dan menganhgguhkan waktu seorang individu memikul tanggung jawab utnuk waktu yang lama dan bahkan memacu undang-undang, yang menetapkan usia minimal untuk boleh meninggalkan sekolah, untuk bekerja, unutk bercumbu dengan suami-istri atau untuk menikah. Dari segi fisik, misalnya anak dari golongn rendah sudah memasuki masa remaja satu atau dua tahun lebih awal dari anak sebayanya akibat peningkatamn standar kesehatan dan gizi. Dari segi kebudayaan, anak sudah merasakan daya tarik seks pada usia relatif muda, karena perkenalannya dengan film, televisi dan majalah-majalah remaja. Dalam bab ini usaha yang dilakukan utnuk merentangkan jembatan untuk memadukan kekuatan kemakmjuran ekonomi pada umumnya di pandang dari segi sejarah dan pola kehidupan rakyat Amerika secara khusus dipandang dari segi ilmu perilaku. Pengaruh kemakmuran ekonomi merupakan suatu untsur yang kehadirannya dan kekuatannya dapat dipantau secara nyata dan cermat didalam tahap-tahap perkembangan kepribadian anak. Namun, kehadiran dan kekuatana faktor itu dapat dipantau dengan jelas disepanjang cakrawala pengalaman Amerika, yaitu cita-cita dan lembaga-lembaga Ameriksa. Kedua-duanya kemakmuran telah memacu pengaruh yang mendalam dan menyeluruh sehubungan dengan pembentukan watak Amerika.

1 komentar:

  1. yuk main sabung ayam
    yuk main agen sabung ayam
    yuk main judi sabung ayam online
    yuk main bolavita
    yuk main asianbookie



    BANDAR Taruhan Online Terpercaya BOLAVITA

    1. agenpialadunia2018-blog.logdown.com

    BalasHapus